Jam

Jumat, 25 Mei 2012

Teknologi Pendidikan Untuk Pendidikan Jarak Jauh (Quiz)

http://ivanpolitel.files.wordpress.com/2011/10/bluekeyboard.jpgDewasa ini sistem pendidikan jarak jauh telah berkembang pesat dan menjadi bagian integral dalam sistem pendidikan modern. Berbagai negara di dunia telah menjadikan sistem pendidikan jarak jauh ini sebagai salah satu alternatif dalam upaya memperluas kesempatan masyarakat memperoleh pendidikan.  Di Indonesia, penyelenggaraan sistem pendidikan jarak jauh telah memiliki landasan legal formal dengan dimasukkannya sistem ini ke dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional.  
Seiring dengan pesatnya kemajuan teknologi informasi dan komunikasi,  maka   pendidikan jarak jauhpun  mengalami perkembangan.  Dengan memanfaatkan teknologi maka daya jangkaunya menjadi semakin luas, dan efektifitasnya dalam menyampaikan materi pembelajaran juga semakin meningkat. Pada saat ini system pendidikan jarak jauh telah mengintegrasikan pula berbagai jenis media yang kemampuan interaktifnya semakin meningkat.
      Dalam penyelenggaraan Sistem Pendidikan  Jarak Jauh (SPJJ), penggunaan media tampaknya telah menjadi keharusan.   Dapat dikatakan bahwa sebagian besar bahan ajar pada SPJJ disampaikan melalui berbagai jenis media, baik cetak maupun non cetak. Sepanjnag  sejarah penyelenggaraan pendidikan jarak jauh, media  telah  digunakan sebagai sarana penyampai materi ajar.   Adanya keterpisahan antara pengajar dengan peserta didik ,  maka  diperlukan media  sebagai   sarana komunikasi yang menjembatani antara pengajar dengan peserta didik.  Kehadiran media inilah yang menjadi salah satu ciri kesamaan diantara institusi penyelenggara SPJJ di semua tempat. Sementara yang membedakan institusi yang satu dengan yang lain adalah pilihan jenis media yang digunakannya. Variasi penggunaan media antar institusi penyelenggara PJJ sangat beragam mengingat banyaknya jenis media yang bisa dimanfaatkan mulai media yang sederhana sampai yang canggih. Berikut akan dibahas secara sekilas beberapa jenis media pembelajaran yang sering digunakan dalam sistem pendidikan jarak jauhm (PJJ).

a.                  Media Cetak
Di antara begitu banyak media baru dan canggih, ternyata media cetak masih menduduki tempat pertama dalam pendidikan jarak jauh. Bahan ajar cetak dapat berwujud dalam berbagai bentuk, seperti: buku materi pokok, buku ketiga, buku panduan belajar, pamflet, brosur, peta, chart. Bentuk cetakan ini tidak hanya berupa tulisan, tetapi dapat juga menampilkan gambar-gambar, foto, grafik, tabel, dll. Dari sekian banyak jenis media cetak tersebut, modul merupakan bahan ajar cetak utama yang digunakan dalam pendidikan terbuka dan jarak jauh. Modul telah dirancang dan dikembangkan sedemikian rupa sehingga memungkinkan peserta didik dapat belajar dengan sekecil mungkin mendapat bantuan dari guru/tutor.

Keunggulan Media Cetak untuk PJJ


Media cetak memiliki keunggulan sebagai berikut:
§         Mampu menyampaikan berbagai informasi yang berkaitan dengan fakta maupun konsep abstrak yang bersifat pengetahuan, ketrampilan ataupun sikap.
§         Dapat digunakan kapan saja (pagi hari, siang hari, malam hari) dan dimana saja (seperti di rumah, di kendaraan umum, terminal atau tempat lain yang memungkinkan).
§         Penggunaannya mudah, tidak bergantung kepada peralatan lain. Kemasan media cetak umumnya ringan dan kecil memungkinkan peserta didik dengan mudah membawanya ke mana saja mereka pergi.
§         Selain bentuk fisiknya mudah dibawa, penataan atau teknik penyajian materinya pun mudah dipelajari. Misalnya, teknik penyajian sepeti penulisan indek, daftar isi, penggunaan halaman, bab-bab, judul maupun subjudul.


Pemanfaatan Media Cetak dalam Pendidikan Jarak Jauh
Media cetak, khususnya modul merupakan media utama yang digunakan dalam pendidikan jarak jauh. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemanfaatan media cetak untuk pendidikan jarak jauh antara lain adalah sebagai beirkut:
§         Pastikan bahwa semua modul dan atau media cetak lain seperti foster, lembar kerja dan lain-lain yang dibutuhkan untuk semua mata ajar telah dirancang dan diproduksi sesuai dengan prinsip pengembangan bahan belajar mandiri.
§         Pastikan bahwa modul-modul yang dibutuhkan tersebut didistribusikan dengan baik kepada seluruh tutor dan peserta didik sesuai dengan mata ajar yang diambilnya.
§         Pastikan para tutor telah memahami semua modul sesuai dengan mata ajar yang dibinanya untuk memudahkan memberikan bantuan konsultasi kepada peserta didiknya.
§         Beri kesempatan kepada peserta didik untuk mengukur keberhasilan belajarnya (ujian) secara fleksibel sesuai dengan kecepatan belajarnya masing-masing.
§         Pastikan peserta didik memperoleh umpan balik sesegera mungkin.


b. Media Massa/Siar/Tayang

Pemanfaatan media massa dalam SPJJ seperti siaran radio dan siaran televisi merupakan sebuah alternatif penyampaian bahan ajar yang cukup efektif larena bersifat terbuka dan berdaya jangkau luas. Penggunaan media massa sebagai alat pendidikan tidak saja menguntungkan peserta didik yang terdaftar dalam institusi pendidikan jarak jauh, tetapi masyarakat umum yang tertarik untuk memperluas wawasan pengetahuannya dapat pula  mengikuti program yang ditayangkan atau disiarkan.


1). Siaran Radio

Hampir semua orang telah mengenal radio sebagai sebuah alat yang mampu menyampaikan berbagai informasi , melantunkan musik dan lagu, tetapi tidak semua orang mengetahui bahwa program radio disiarkan melalui gelombang elektromagnetik. Gelombang-gelombang ini diumpamankan sebagai jalan raya (highways) yang tidak terlihat serta mepunyai kelebaran yang bervariasi. Jalan raya ini diindentifikasikan sebagai frekuensi AM maupun FM yang mengacu siaran peraturan dan persetujuan internasional. Daya pancar siaran radio sangat bergantung kepada kekuatan transmitter serta frekuensi yang digunakan. Dengan kekuatan tertentu, transmitter mampu memacarkan siaran pada lokasi tertentu. Sementara untuk dapat menebus daerah lain yang berada di uar daerah pancarnya, diperlukan stasiun relay. Sistem Relay mampu menghubungkan satu transmitter dengan stasiun lainnya sehingga mempeluas daerah jangkauan daerah siaran.
Walaupun mampu memperluas jangkauaan daerah siaran, penggunaan sistem relay ini tidak dapat menjangkau daerah daerah tertentu yang dikenal dengan istilah blank spot area. Dengan kemajuan teknologi yang pesat, keterbatasan ini dapat diatasi dengan penyiaran radio melalui  satelit siaran langsung (Radio-SSL). Secara teknis, siaran radio melalui SSL akan diterima dengan baik karena tidak mengalami pengurangan mutu seperti yang pada umumnya dialami bila menggunakan stasiun relay. Satu satunya kendala dari penggunaan siaran radio-SSL ini terletak pada pengadaan alat penerima khusus yang harganya tidak murah. Selain karakteristik teknik seperti yang telah dijelaskan, media radio juga memiliki karakteristik lain, baik dari segi keunggulan maupun keterbatasannya.

Keunggulan:

-          Dibandingkan dengan media komunikasi massa lain misalnya televisi, biaya  penyelenggaraan media radio jauh lebih murah dengan kemampuan jangkauan daerah yang sama luasnya.
-          Keunggulan lain dari media  dengar ini adalah kemampuannya untuk menstimulasi imajinasi pendengae dan cukup fleksibel dalam menyajikan informasi  dalam berbagai bentuk sajian seperti dramatisasi, diskusi, ceramah atau dialog. Kemampuan ini tentunya sangat berperan dalam penyelenggaraan SPJJ.

Keterbatasan :

-          Keterbatasan utama media radio terletak pada karakteristik media ini yang dikenal sebagai media seklali dengar, artinya bila pendengar tidak mendengar atau tidak mengerti informasi yang disajikan, maka informasi tersebut tidak dapat didengar lang kecuali melalui siaran ulangan.
-          Keterbatasan lain dalam pemanfaatan media radio pada SPJJ adalah masalah jadwal siaran atau rekaman program bagi para pengajar. Umumnya  para pengajar sulit mengikuti jadwal ketat yang diberikan  oleh stasiun siaran atau studio rekaman.
-          Interaktivitas  yang  sangat dibutuhkan dalam kegiatan tutorial pada SPJJ juga merupakan keterbatasan dari media radio. Tingkat interaktivitas media radio sangat  rendah karena pada dasarnya media radio merupakan media komunikasi satu arah. Perkembangan teknologi telah memungkinkan adanya interaksi dalam tingkat tertentu dengan menggunakan telepon. Hal ini memberikan warna baru dalam penyelenggaraan siaran langsung yang bersifat interaktif dapat  dilakukan, beberapa penyelanggara SPJJ mengalami  kendala, seperti mahalnya  biaya  penggunaan telpon dan sulitnya mengatur siaran langsung.

Bentuk Penyajian Program Radio

Program program yang disajikan melalui radio dalam SPJJ harus dikembangkan semenarik mungkin. Hal ini mengingat bahwa radio pada  dasarnya adalah media satu arah dan sekali dengar. Dengan karakteristik tersebut, bentuk penyajian program radio sangat berperan untuk  dapat memikat peserta didik mendengarkan materi maupun informasi yang disampaikan. Perancang program radio untuk SPJJ perlu memperhatikan bentuk sajian yang dapat digunakan sesuai dengan materi yang akan disampaikan serta memberikan variasi penampilan. Bentuk-bentuk penyajian yang dapat dipilih antara lain:

-    Ceramah atau kuliah
Bentuk ceramah atau kuliah ini baisanya disajikan oleh satu orang dosen/pengajar atau pembocara yang ahli dalam materi tertentu. Umumnya, bentuk penyajian ini membosankan , karena peserta didik hanya mendengarkan satu jenis suara selama 15 – 20 menit. Penyajian ini akan terasa lebih melelahkan apabila penyajinya kurang mampu “berbicara” secara menarik. Sebaiknya, bila penyaji mampu seolah-olah berbicara langsung  dengan peserta didik,  suaranya menyakinkan , tempo dan intonansinya  tepat, bentuk ceramah masih dapat memikat peserta didik. Berdasarkan  pada pengalaman serta  pengamatan dalam proses produksi parogram radio dengan bentuk penyajian tunggal ini, tidak banyak orang atau pengajar/dosen yang mapu berbiocara seorang diri di depan mikropon.

-    Dialog
Bentuk penyajian lain yang dapat digunakan dalam mengemas materi ajar dalam SPJJ adalah dialog. Bentuk penyajian ini menghadirkan lebih dari satu orang untuk membahas sebuah materi. Para pembicara umumnya mempunyai kedudukan yang sama.

-        Wawancara
Bentuk  penyajian ini dapat menghadirkan satu, dua atau tiga  pembiocara dengan seorang pewancara. Dengan dua atau tiga pembicara, pada umumnya bentuk penyajian ini mengangkat satu topik pembicaraan yang dilihat dari sudut pandang yang berbeda dari tiap-tiap pembicara. Tetapi, bila bentuk wawancara ini hanya menghadirkan satu pembicara, umumnya topik pembicaraan hanya dilihat dari pengetahuan, pengalaman atau sudut pandang sang pembicara.

-        Drama
Sebuah alternatif lain untuk menyampaikan materi ajar kepada peserta didik melalui program radio adalah melalui drama. Penyyajian dalam bentuk ini relatif lebih sulit, karena membutuhkan persiapan yang lebih matang, mulai dari naskah sampai pada produksinya. Selain itu, tidak semua materi pelajaran dapat disajikan dalam bentuk drama. Materi-materi yang berkaitan dengan sikap, perasaan, ilmu sosial, kemungkinan dapat diangkat dan dikemas dalam bentuk ini.

-        Feature
Bentuk penyajian yang lebih atraktif adalah feature yang merupakan bentuk sajian yang di dalamnya terdapat berbagai sajian. Dalam program feature, di dalamnya terdapat dialog, wawancara, dan drama yang mengacu pada topik bahasan tertentu.

-                Majalah
Seperti layaknya sebuah majalah, bentuk penyajian majalah udara menampilkan berbagai informasi dalam berbagai bentuk sajian. Dalam SPJJ, bentuk majalah udara ini sangat cocok untuk mengemas berbagai informasi yang perlu disampaikan kepada peserta didik melalui radio, misalnya informasi mengenal ujian, pembelian bahan ajar, wisuda, regristrasi, atau informasi lain yang perlu diketahui oleh peserta didik.

Dari sekian banyak bentuk peyajian yang dapat digunakan dalam SPJJ, belum ada penelitian yang mengkaji efektivitas dari masing masing bentuk penyajian. Walaupun demikian bentuk penyajian tersebut dapat dijadikan alternatif penyajian bagi para perancang bahan ajar dalam institusi penyelenggara SPJJ.

Pemanfaatan Media Radio pada SPJJ

Dalam hampir semua proses pendidikan, jenis suara yang paling banyak digunakan adlah suara manusia. Suara manusia mampu memberikan intonasi, tempo, volume, dan penekanan yang kesemuanya sangat berarti dalam proses pembelajaran. Keunggulan yang dimiliki oleh suara manusia ini mampu ditransfer melalui media radio yang dikenal sebagai media yang murah dan mudah diakses. Perpaduan keunggulan tersebut cukup untuk menjadi alasan pemanfaatan media radio dalam sebuah institusi penyelengaraan SPJJ.
Di negara-negar maju misalnya, hampir semua orang memiliki radio. Sementara di negara-negara berkembang radio dikatagorikan sebagai barang yang cukup terjangkau harganya dan mudah didapat. Hal ini menunjukkan bahwa radio merupakan sebuah media yang memiliki aksesibilitas tinggi. Aksesibilitas yang tinggi terhadap media radio ini haruslah dicermati sebagai peluang bagi setiap penyelenggara SPJJ untuk diberdayakan sebagai alat mentransfer ilmu dan informasi kepada peserta didik. Setiap peluang akan menjadi bermakna dan berhasil guna bila dapat dimanfaatkan dengan baik.
Pertimbangan lain yang mengunggulkan media radio dalam proses pengajaran dan pembelajaran antara lain adalah kemampuan media ini mengaitkan materi ajar pada mata kuliah tertentu dengan kejadian yang baru terjadi. Hal ini sangat penting dalampengajaran bagi peserta didik dewasa. Selain itu, media radio  mampu menyajikan perubahan yang cepat dari ilmu pengetahuan yang tidak mampu diakomodasi dalam bahan ajar cetak yang sudah tersusun.
 Walaupun media radio mempunyai beberapa keunggulan dalam proses pembelajaran dan pengajaran, namun kelemahan media ini perlu pula dicermati. Walaupun program radio sangat memotivasi tetapi trnyata peserta didik mengalami kesulitan belajar melalui radio. Pada umumnya peserta didik mengalami kesulitan berkonsentrasi mendengarkan program yang berdurasi 20 menit. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesanggupan media radio sebagai media pembelajaran dan pengajaran pada SPJJ antara lain  berkaitan dengan jenis materi belajar yang disampaikan, materi yang bersifat konkret lebih mudah diterima. Selain itu, faktor penggunaan bahasa yang sederhana dan kosakata yang sudah dikenal, pemberian contoh-contoh baik melalui dramatisasi maupun kasuis-kasus juga sangat berpengaruh kepada keberhasilan penggunaan media radio. Faktor lain yang tidak kalah penting adalah durasi program. Durasi sebaiknya tidak lebih dari 15 menit atau bahkan 10 menit.
Selain fungsi sebagai media pengajaran dan pembelajaran dalam SPJJ, media radio juga sangat populer digunakan sebagai media untuk menyampaikan informasi-informasi mengenai ujian, registrasi, dan publikasi bagi institusi untuk menarik perhatian peserta baru. Dalam SPJJ, media komunikasi yang murah dan cepat, seperti radio mempunyai kontribusi yang berarti untuk menjadi jembatan antara pengelola dan peserta didik.
Permasalahan lain yang kerap timbul dalam pemanfaatan media radio dalam SPJJ adalah bagaimana peserta didik dapat mendengarkan program-program yang disiarkan pada waktu yang sudah dijadwalkan. Hal ini memang merupakan persoalan yang cukup pelik dalam sebuah institusi SPJJ karena kendali terhadap waktu belajar peserta didik terletak sepenuhnya di tangan peserta didik sendiri. Tetapi, dalam hal pemanfaatan media radio peserta didik tidak mempunyai kendali terhadap stasiun siaran, merekalah yang harus menyesuaikan diri dengan jadwal yang diberikan. Dalam SPJJ, kondisi ini ternyata menjadi masalah bagi sebagian peserta. Pemberian jadwal siaran secara teratur kepada peserta didik tidaklah cukup. Penyiaran program yang sama sebanyak dua atau tiga kali pada waktu yang berbeda akan memberikan kesempatan yang lebihh besar bagi peserta didik untuk menyesuaikan jadwal kegiatan mereka dengan jadwal siaran yang ditawarkan  oleh institusi penyelenggara SPJJ.
Pertimbangan lain yang perlu dipikirkan dalam pemanfaatan media radio oleh institusi penyelenggaraan SPJJ adalah akses  untuk memproduksi  dan mendistribusikan materi ajar yang dikemas dalam program radio. Walaupun peserta didik mempunyai kases tinggi untuk memanfaatkan siaran radio, tetapi apabila institusi penyelenggara SPJJ tidak mempunyai akses terhadap pelaksanaan produksi dan penyiaran program, maka akses yang dimiliki peserta didik pun akan sia-sia. Institusi penyelenggara SPJJ mungkin memiliki peralatan produksi program, bahkan stasiun pemancar sendiri. Jika hal ini terjadi, berarti institusi mempunyai akses internal penuh untuk memanfaatkan media radio. Sebaliknya, bila institusi tersebut tidak memiliki peralatan produksi maupun stasiun  penyiaran sendiri, maka institusi tersebut harus mempunyai akses eksternal, yaitu akses terhadap lembaga lain yang mampu memproduksi maupun memancarkan program radio.

2) Siaran Televisi

Televisi dikenal sebagai media yang sangat kaya yang mapu menyajikan beragam informasi dalam bentuk suara dan gambar secara bersamaan. Keunggulan media televisi yang ditemukan pada tahun 1926 ini dapat dimanfaatkan dalam dunia pendidikan, baik pendidikan yang bersifat konvensional maupun pendidikan jarak jauh. Dengan perkembangan teknologi yang luar biasa, sistem pemancaran dan penerimaan tayangan televisi dapat dilakukan dengan berbagai macam sistem, antara lain : broadcast transmission, closed-circuit television (CCTV), Tv-Cable, satellite transmission. Walaupun sistem pemancaran dan penerimaan siaran televisi tidak berpengaruh kepada informasi atau program yang disiarkan, masing-masing sistem memiliki cara kerja yang berlainan. Untuk memberi gambaran umum, secara selintas sistem penayangan dari masing-masing akan disinggung sedikit.

Sistem Penayangan Siaran Televisi

Siaran televisi yang dapat diterima di rumah-rumah atau di tempat lain hanya dengan menggunakan pesawat televisi standar adalah jenis penayangan siaran dengan menggunakan sistem broadcast transmission. Penayangan televisi melalui sistem broadcast transmission ini menggunakan Very-High Frequencies (VHF) dan Ultra High Frequencies (UHF). Kedua sinyal tersebut dipancarkan melalui transmitter yang selanjutnya sinyal tersebut dapat diterima secara bebas oleh pesawat televisi dan antena penerima standar. Jangkauan penerimaan siaran ini bergantung pada kekuatan daya pancar transmitternya serta keberadaan stasiun relay.
Teknologi lain yang digunakan dalam penayangan siaran televisi adalah melalui sistem closed-circuit television (CCTV). Sistem ini merupakan sistem pemancaran yang bersifat privat dan terbatas pada lokasi tertentu yang masuk dalam jaringan siaran. Sinyal televisi yang dipancarkan tidak dapat diterima oleh pesawat televisi yang berada di luar sistem jaringan. Penggunaan sistem CCTV ini biasanya digunakan oleh sekolah-sekolah atau kampus-kampus dan umumnya jangkauannya tidak luas.
Lain halnya dengan TV-kabel, sistem penayangan dan penerimaan siaran televisi melalui TV-kabel ini menggunakan sambungan kabel khusus. Mereka yang menginginkan menerima siaran khusus dan tidak dapat diterima oleh siaran televisi terbuka dapat berlangganan TV-kabel ini.
Salah satu sistem penyiaran TV adalah melalui penggunaan satellite transmission dikenal dengan sebutan Direct Broadcast Satellite (DBS). DBS dalam bahasa Indonesia diterjemahkan dengan Satelit Siaran Langsung (SSL) merupakan sistem penerimaan  siaran televisi langsung dari satelit kepada pemilik pesawat televisiyang telah dilengkapi dengan antena disc khusus. Dengan daya pancar 100 sampai 400 watt, SSL ini dapat diterima langsung oleh pesawat televisi penerima siaran dengan menggunakan sejumlah perangkat keras yang terdeiri dari antena disk yang berdiameter 0,6 hingga 1 meter, decoder, dan remote control. Dengan semakin majunya teknologi, antena disk penerima berdiametr tidak lebih dari 18 inci. Secara singkat, mekanisme ketiga unsur utama sistem SSL dapat dijelaskan sebagai berikut : stasiun pemancar bumi menerima sinyal dari stasiun penyiaran yang kemudian melalui saluran tertentu dengan frekuensi up link diteruskan ke satelit dan selanjutnya dipancarkan kembali ke bumi melalui saluran dengan frekuensi down link yang sinyalnya kemudian dapat diterima langsung oleh pesawat televisi penerima. 

Karakteristik Media Televisi

Pemanfaatan media televisi sebagai alat penyampai materi pendidikan telah cukup dikenal, namun sejauh mana media televisi ini dapat berperan dalam pendidikan jarak jauh merupakan fokus yang menarik untuk ditelaah. Secara umum, medium televisi ini dapat dilihat sebagai media yang sarat dengan informasi audio dan visual yang secara simultan disajikan. Dari sisi pembelajaran, medium televisi pendidikan dikenal sebagai medium yang memilik kekuatan audio visual yang mampu memberika pemahaman mengenal konsep-konsep abstrak.

Keunggulan:
-          Menjangkau sasaran disik dalam jumlah yang besar sekaligus secara bersamaan
-          Menyajikan berbagai informasi dalam bentuk audio, visual dan gerak sekaligus. Variasi visual yang mampu disajikan melalui media televisi ini memberikan peluang untuk menyajikan program yang menarik dan imajinatif, yang tentunya akan menstimulasikan dan memotivasi peserta didik dalam segala usia dan tingkat pendidikan.
-          Mampu menyajikan pengalaman dan mendokumentasikan kejadian nyata.
-          Menjembatani peserta didik dengan institusi SPJJ-nya. Kehadiran program televisi yang menampilkan pengajar-pengajarnya melalui layar kaca akan mengurangi rasa kesendirianyang umumnya dirasakan oleh peserta didik dalam SPJJ.
 DAFTAR PUSTAKA ; http://pendidikan.infoque.com/media dalam pembelajaran jarak jauh

Tidak ada komentar:

Posting Komentar